Judul : Pembenihan Ikan Botia
link : Pembenihan Ikan Botia
Pembenihan Ikan Botia
Pembenihan Ikan BotiaPembenihan Ikan Botia
Pendahuluan
Ikan Botia (Botia macracantha) /Clown loac merupakan spesies ikan hias air tawar asli Indonesia yang banyak ditemukan di perairan umum di Sumatera dan Kalimantan, memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas potensial untuk ekspor ke mancanegara terutama ke Asia, Amerika serikat dan beberapa Negara Uni Eropa.
Kendala yang dihadapi saat ini yaitu ketersediaan benih karena masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam. Hasil tangkapan setiap tahunnya berfluktuasi, tergantung pada musim dan cenderung menurun. Oleh karena itu diperlukan teknologi pembenihan sebagai upaya perlindungan dan pengelolaan plasma nutfah ikan asli Indonesia.
Aspek Biologi
2.1 Morfologi
Ikan Botia memiliki bentuk tubuh memanjang dan pipih, perut hampir lurus, posisi lengkung sirip punggung lebih depan daripada sirip perut, memiliki empat pasang sungut.
Warna dasar tubuh merah jingga kekuning-kuningan, yang dibalut warna hitam di tiga tempat. Satu memotong di kepala persis melintas di mata, di tengah tubuh agak lebar, terakhir di pangkal ekor merambat sampai sirip punggung.
Sirip ekor tebal terbagi dengan ujung lancip, warna oranye dengan ujung kemerahan. Sirip anus hitam, dengan tulang sirip kuning, sirip dada berwarna merah darah.
2.2 Klasifikasi
Kelas : Pisces
Subklas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinoides
Famili : Cobitidae
Genus : Botia
Species : Botia macracantha
Pematangan Gonad
Proses pematangan gonad induk diawali dengan kegiatan adaptasi dan pemeliharaan induk yang diperoleh dari alam. Proses adaptasi dilakukan di dalam akuarium/ bak yang terpisah dan tidak terganggu. Sebagai tindakan pencegahan dari penyakit yang mungkin timbul akibat stress perjalanan, media pemeliharaan induk diberi formalin sebanyak 20 ppm selama 24 jam dan dilanjutkan dengan pemberian oxytetracyclin 10 ppm selama 8 hari. Induk dapat dipindahkan ke tempat pemeliharaan setelah 2 (dua) atau 3 (tiga) minggu.
Pemeliharaan induk dilaksanakan di dalam wadah berupa bak, akuarium (lebih terkontrol), container dengan tutup. Media yang digunakan selama pemeliharaan induk berupa air sumur atau air PAM yang telah diendapkan selama 24 jam dan diaerasi. Kualitas air yang optimal meliputi: suhu 26 - 36 derajat celcius, pH 5.5 â" 7.0, oksigen terlarut 5-8 ppm (> 5 ppm), amoniak < 1.0 ppm. Sifat ikan botia senang gelap dan suka bersembunyi, karena itu diberi shelter berupa potongan paralon, genteng atau kayu. Padat tebar induk selama kegiatan pemeliharaan induk adalah 6-8 ekor/m2 dengan ketinggian air > 40 cm. Pakan yang diberikan selama pemeliharaan induk yaitu Blood warm, cacing tanah, pakan buatan dengan kadar protein > 35%, lemak 6-7 % serta mengandung Vit C dan E. Dalam waktu 6-8 bulan 40% induk akan matang gonad
Adapun ciri induk yang telah matang gonad yaitu :
Betina
- Bobot induk > 80 gram
- Perut gendut
- Apabila dilakukan pengambilan sample telur dengan cara kanulasi/ kateterisasi, telur berwarna abu-abu
Jantan
- Bobot induk > 40 gram
- Perut Langsing
- Apabila dilakukan pengurutan pada bagian perut akan keluar cairan putih yaitu sperma
Pemijahan
Pemijahan dilakukan secara buatan dengan metoda penyuntikan intramuscular pada bagian punggung. Induk jantan dan betina disuntik dengan menggunakan hormon âovaprimâ.
Induk betina disuntik dengan dosis 1.0 ml/kg bobot tubuh sebanyak dua kali. Suntikan pertama sebanyak 0.4 ml/kg dan yang kedua 0.60 ml/kg dengan interval waktu 6 (enam) jam. Induk jantan disuntik dengan kadar 0.06 ml/kg sebanyak satu kali, bersamaan dengan suntikan pertama betina.
STRIPPING (PENGELUARAN TELUR DAN SPERMA)
Pengeluaran telur dan sperma dilakukan dengan cara âstrippingâ atau pengurutan. Stripping induk betina dilakukan dengan interval waktu 11-15 jam setelah penyuntikan kedua. Sperma dikeluarkan dari induk jantan lalu diencerkan dengan larutan fisiologis perbandingan 1:4 dan dikocok merata, kemudian simpan di tempat dingin dalam termos es.
Telur dan sperma ditempatkan di wadah berupa mangkok, aduk sampai merata dengan cara digoyang-goyangkan selama 1 menit. Setelah itu telur dapat dicuci bersih dengan air dan siap ditetaskan.
Penetasan
Penetasan telur dilakukan di dalam fibreglass berbentuk corong dengan aliran air (sirkulasi) dari air sumur yang sudah âtuaâ (diaerasi minimal 48 jam) atau air mineral (drinking water). Telur akan menetas selama 15-26 jam pada suhu 26-27oC. Pemeliharaan larva dilakukan di dalam akuarium, larva diberi pakan nauplii âartemiaâ setelah larva berumur 3 hari. Larva akan menjadi benih ukuran 2.5 cm/ 1 inch setelah berumur 25-30 hari
Sumber : DIREKTORAT PERBENIHAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2006
Demikianlah Artikel Pembenihan Ikan Botia
Sekianlah artikel Pembenihan Ikan Botia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pembenihan Ikan Botia dengan alamat link https://beternak-ikan-sukses.blogspot.com/2012/10/pembenihan-ikan-botia.html
0 Response to "Pembenihan Ikan Botia"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.